Liverpool FC tidak akan menjadi klub
yang ada sekarang ini tanpa
komitmen dan semangat dari tiap pemain yang pernah mengenakan seragam
merah legendaris dan tiap manajer yang pernah menempati Anfield dug-out
yang terkenal.
Tetapi, walaupun kesuksesan Liverpool selalu didasari oleh prinsip
kerjasama tim, ada beberapa individu yang akan selalu dikenang dan
dikenal atas kontribusinya untuk Liverpool FC.
Berikut ini adalah 15 anggota pertama dari International Hall of Fame LFC...
Ian Rush - Striker LFC, 1980-1996
Hanya satu kata yang dapat menjabarkan
karir Ian Rush di Liverpool: Gol. Pemain asal Wales ini mencetak 346 gol
dari 660 penampilan, sebuah rekor klub yang sangat sulit dilampaui.
Tidak ada yang dapat mengguncang the Kop lebih daripada sebuah gol, dan Rush adalah orang yang dapat menyebabkan 'kerusakan' pada tribun legendaris tersebut. Terlebih lagi, instingnya dalam mencetak gol memainkan peranan penting bagi the Reds dalam mendominasi permainan sepanjang dekade 1980an. Di Anfield, ia sangat dicintai. Di Eropa, ia menjadi sosok yang sangat ditakuti dan disegani.
Tidak ada yang dapat mengguncang the Kop lebih daripada sebuah gol, dan Rush adalah orang yang dapat menyebabkan 'kerusakan' pada tribun legendaris tersebut. Terlebih lagi, instingnya dalam mencetak gol memainkan peranan penting bagi the Reds dalam mendominasi permainan sepanjang dekade 1980an. Di Anfield, ia sangat dicintai. Di Eropa, ia menjadi sosok yang sangat ditakuti dan disegani.
Bob Paisley - Manajer LFC, 1974-1983
20 trofi dalam 9 musim - tidak buruk bagi seseorang yang bahkan tidak ingin untuk menjadi manajer Liverpool FC.
Mengikuti jejak legendaris Bill Shankly adalah tugas yang mustahil bagi banyak orang, tetapi Paisley mampu menunjukkan taringnya. Pencapaiannya dalam waktu yang sangat singkat sebagai manajer - termasuk memenangkan 3 Piala Champions - tidak dapat diremehkan, atau dilampaui. Tidak diragukan lagi, di dunia sepakbola ia dikenal sebagai sang Manager of the Millenium.
Mengikuti jejak legendaris Bill Shankly adalah tugas yang mustahil bagi banyak orang, tetapi Paisley mampu menunjukkan taringnya. Pencapaiannya dalam waktu yang sangat singkat sebagai manajer - termasuk memenangkan 3 Piala Champions - tidak dapat diremehkan, atau dilampaui. Tidak diragukan lagi, di dunia sepakbola ia dikenal sebagai sang Manager of the Millenium.
Ian Callaghan - Pemain Tengah LFC, 1960-1978
Tidak ada seorangpun yang pernah bermain
untuk Liverpool melebihi Ian Callaghan. Kemungkinannya: tidak akan
pernah ada. Cally mengenakan lambang Liver bird di dadanya sebanyak 857
kali selama 18 tahun karirnya di klub ini. Tidak ada panutan yang lebih
baik bagi para pemain baru dari seorang pemain tengah yang tindakannya
melambangkan segala sesuatu yang baik dari sepakbola itu sendiri.
Pria sejati kelahiran Toxteth ini adalah satu-satunya pemain yang bertahan sejak Liverpool masih berada di Divisi Dua, hingga akhirnya menapaki puncak sepakbola Eropa. Sepanjang perjalanannya, ia mendapatkan tiap penghargaan yang ada, termasuk penghargaan tertinggi dari rekan-rekannya dan dari para fans, serta ia hanya sekali mendapatkan kartu peringatan.
Pria sejati kelahiran Toxteth ini adalah satu-satunya pemain yang bertahan sejak Liverpool masih berada di Divisi Dua, hingga akhirnya menapaki puncak sepakbola Eropa. Sepanjang perjalanannya, ia mendapatkan tiap penghargaan yang ada, termasuk penghargaan tertinggi dari rekan-rekannya dan dari para fans, serta ia hanya sekali mendapatkan kartu peringatan.
Kenny Dalglish - Pemain dan Manajer LFC, 1977-1991 and 2011-2012
Hanya akan ada satu Raja dan tokoh yang
berhak duduk di singgasana Anfield, dan orang tersebut adalah Kenneth
Mathieson Dalglish. Dengan tangan dinginnya dan pengetahuan
sepakbolanya, King Kenny dihormati oleh Liverpudlian sebagai pemain terbesar yang pernah bermain untuk Liverpool.
Sebelum ia bergabung di bulan Agustus 1977, tim asuhan Bob Paisley terlihat sangat kesulitan saat meraih Piala Champions pertamanya. Tetapi dengan adanya sosok influensial seperti Dalgish di dalam tim, 13 tahun berikutnya menjadi tahun-tahun yang terbaik bagi Liverpool FC. Sebagai pemain yang bertalenta, apa yang ia capai sebagai manajer Liverpool menegaskan status legendarisnya dengan memberi dua gelar di tahun 1986, diikuti dengan titel Liga Inggris tahun 1988 dan 1990, ditambah lagi dengan Piala FA dari all-Merseyside final di tahun 1989.
Sebelum ia bergabung di bulan Agustus 1977, tim asuhan Bob Paisley terlihat sangat kesulitan saat meraih Piala Champions pertamanya. Tetapi dengan adanya sosok influensial seperti Dalgish di dalam tim, 13 tahun berikutnya menjadi tahun-tahun yang terbaik bagi Liverpool FC. Sebagai pemain yang bertalenta, apa yang ia capai sebagai manajer Liverpool menegaskan status legendarisnya dengan memberi dua gelar di tahun 1986, diikuti dengan titel Liga Inggris tahun 1988 dan 1990, ditambah lagi dengan Piala FA dari all-Merseyside final di tahun 1989.
Graeme Souness - Pemain Tengah LFC, 1978-1984
Seorang pesepakbola dengan kepiawaian
pemain biola - itulah bagaimana seseorang mendeskripsikan Graeme
Souness. Ia adalah seorang pemain tengah yang memiliki keberanian luar
biasa dengan sentuhan yang sangat halus. Souness turut serta membawa 15
trofi ke Anfield selama enam tahun karirnya di klub, dan menjadi salah
satu dari empat kapten the Reds yang mengangkat Piala Champions.
Di puncak karirnya, sang 'Emperor of Anfield' ini dipandang sebagai seorang pemain tengah serba bisa, dan penghargaan ini tidak berubah meski ia tidak berhasil sebagai manajer.
Di puncak karirnya, sang 'Emperor of Anfield' ini dipandang sebagai seorang pemain tengah serba bisa, dan penghargaan ini tidak berubah meski ia tidak berhasil sebagai manajer.
Albert Stubbins - Striker LFC, 1946-1953
Penyerang tengah Albert Stubbins adalah
salah satu pemain Liverpool yang sangat terkenal setelah Perang Dunia
Kedua. Ia telah menjadi pemain yang subur dan berpengalaman ketika
bergabung dari Newcastle tahun 1946, ia mencetak 232 gol di 190
pertandingannya semasa era Perang Dunia. Gol pertamanya ia ciptakan di
kandang Bolton dan mengakhiri musim sebagai Juara Liga Championship
serta menjadi pencetak gol terbanyak klub dengan 24 gol.
Secara keseluruhan, ia tampil sebanyak 178 kali bersama tim utama dan mengakhiri karirnya di Merseyside dengan mengemas total 83 gol.
Secara keseluruhan, ia tampil sebanyak 178 kali bersama tim utama dan mengakhiri karirnya di Merseyside dengan mengemas total 83 gol.
Robbie Fowler - Striker LFC, 1992-2001 and 2006-2007
Ditahbiskan sebagai 'God' oleh the Kop,
Robbie Fowler adalah salah satu pemain yang sangat dicintai dalam
sejarah Anfield. Sebagai Evertonian di masa kecilnya, ia mencetak
debutnya di pertandingan Piala Liga melawan Fulham, sebelum kemudian
penonton dan pundit dibuat kagum dengan 5 golnya sekaligus pada leg
kedua di Anfield. Ditambah dengan hat-trick tercepat dalam sejarah Liga
Premier ketika melawan Arsenal, ia berubah dari seorang pemain yang
menjanjikan - menjadi seorang superstar di musim pertamanya.
Kepopuleran Fowler di antara fans menyamai Kenny Dalglish, dan dirinya menjadi sosok yang penting bagi Liverpool dalam memenangkan Treble di tahun 2001.
Kepopuleran Fowler di antara fans menyamai Kenny Dalglish, dan dirinya menjadi sosok yang penting bagi Liverpool dalam memenangkan Treble di tahun 2001.
Phil Neal - Pemain Belakang LFC, 1974-1985
Phil Neal adalah pemain dengan gelar juara
terbanyak dalam sejarah Liverpool. Pada kenyataannya, tidak ada seorang
pemain Inggris yang dapat meraih medali sebanyak dirinya. Bek tangguh
ini turut serta membawa 22 piala ke dalam ruang trofi Anfield serta
menjadi satu-satunya pemain Liverpool yang membawa timnya memenangkan
empat Piala Champions.
Julukan 'Mr Consistency' melekat erat pada dirinya selama ia bermain untuk Liverpool. Ditarik dari tim Divisi Empat dengan nilai kontrak sebesar £66,000 di bulan Oktober 1974, mantan pemain Northampton Town ini adalah pilihan pertama Bob Paisley dan terbukti menjadi yang paling berkesan. Ia meninggalkan Anfield dengan setumpuk medali, termasuk 4 Piala Champions, 8 titel Liga Inggris, 4 Piala Liga dan satu Piala UEFA.
Julukan 'Mr Consistency' melekat erat pada dirinya selama ia bermain untuk Liverpool. Ditarik dari tim Divisi Empat dengan nilai kontrak sebesar £66,000 di bulan Oktober 1974, mantan pemain Northampton Town ini adalah pilihan pertama Bob Paisley dan terbukti menjadi yang paling berkesan. Ia meninggalkan Anfield dengan setumpuk medali, termasuk 4 Piala Champions, 8 titel Liga Inggris, 4 Piala Liga dan satu Piala UEFA.
Bill Shankly - Manajer LFC, 1959-1974
Bill Shankly adalah figur yang terpopuler
dalam sejarah Liverpool FC. Sebagai seseorang yang kharismatik, ia
menyadari mimpinya dalam mengubah klub ini menjadi kekuatan yang paling
dominan di persepakbolaan Inggris. Semangatnya terpancar dari awal
sejarah LFC berdiri.
Namanya bersinonim dengan pengertian 'the Liverpool way', warisannya telah menguasai Eropa sebanyak lima kali dan memonopoli kompetisi domestik selama lebih dari dua dekade. Sampai hari ini, semangat dari seseorang yang menjuarai Piala FA pertama bagi Liverpool di tahun 1965 tetap jaya di Anfield, dimana patungnya berdiri di depan the Kop yang ia cintai dan Shankly Gates dengan menyandang kata-kata yang abadi, 'You'll Never Walk Alone'.
Namanya bersinonim dengan pengertian 'the Liverpool way', warisannya telah menguasai Eropa sebanyak lima kali dan memonopoli kompetisi domestik selama lebih dari dua dekade. Sampai hari ini, semangat dari seseorang yang menjuarai Piala FA pertama bagi Liverpool di tahun 1965 tetap jaya di Anfield, dimana patungnya berdiri di depan the Kop yang ia cintai dan Shankly Gates dengan menyandang kata-kata yang abadi, 'You'll Never Walk Alone'.
John Barnes - Pemain Tengah LFC, 1987-1997
Tidak ada pemandangan yang lebih indah di
dalam sepakbola seperti kemegahan John Barnes ketika menyusuri sisi
lapangan. Datang ke Liverpool bersama dengan penyerang yaitu John
Aldridge dan Peter Beardsley, Barnes adalah gabungan sempurna dari
keahlian dan kekuatan. Kaki kirinya telah menjatuhkan banyak tim,
sepanjang Liverpool membawa sepakbola Inggris ke tingkatan yang lebih
tinggi dengan membukukan rekor 29 pertandingan tanpa kekalahan, dan
mengamankan titel Liga ke-17.
Tidak mengejutkan jika ia meraih gelar Pemain Terbaik di tahun 1987-88. Kualitas yang ia miliki telah membawanya ke bagian sejarah Liverpool yang terbaik - seperti yang pernah dikatakan oleh Bob Paisley, seragam No.7 akan selalu melekat dengan Kenny Dalglish, demikian juga seragam No.10 akan menjadi milik Barnes selamanya
Tidak mengejutkan jika ia meraih gelar Pemain Terbaik di tahun 1987-88. Kualitas yang ia miliki telah membawanya ke bagian sejarah Liverpool yang terbaik - seperti yang pernah dikatakan oleh Bob Paisley, seragam No.7 akan selalu melekat dengan Kenny Dalglish, demikian juga seragam No.10 akan menjadi milik Barnes selamanya
Joe Fagan - Manajer LFC, 1983-1985
Sebagai pekerja yang efektif dan pendiam
di belakang layar, naiknya Joe Fagan ke singgasana Anfield adalah
sesuatu yang logis - setelah ia menempati posisi di bawah Bob Paisley
ketika Bill Shankly mundur tahun 1974.
Bukanlah tugas yang mudah untuk mengikuti Paisley dan sederet trofi yang diraih selama masa jabatannya, tetapi bagi Fagan hal tersebut adalah sebuah tantangan. Ia berhasil memimpin the Reds menuju treble Liga Inggris, Piala Champions dan Piala Liga.
Di bawah Fagan, the Reds bermain dengan tenang, mengukur efisiensi, dengan tiap bagian berfungsi dalam keseimbangan dan keharmonisan. Ia meninggal dunia pada bulan Juli 2001 di usia 80 tahun, tetapi Joe akan selamanya dikenang sebagai salah satu manajer terbaik the Reds, dan salah seorang penghuni terbesar Bootroom.
Bukanlah tugas yang mudah untuk mengikuti Paisley dan sederet trofi yang diraih selama masa jabatannya, tetapi bagi Fagan hal tersebut adalah sebuah tantangan. Ia berhasil memimpin the Reds menuju treble Liga Inggris, Piala Champions dan Piala Liga.
Di bawah Fagan, the Reds bermain dengan tenang, mengukur efisiensi, dengan tiap bagian berfungsi dalam keseimbangan dan keharmonisan. Ia meninggal dunia pada bulan Juli 2001 di usia 80 tahun, tetapi Joe akan selamanya dikenang sebagai salah satu manajer terbaik the Reds, dan salah seorang penghuni terbesar Bootroom.
Billy Liddell - Pemain Sayap LFC, 1939-1961
Bagi beberapa generasi Liverpudlian, Billy
Liddell akan tetap menjadi pemain terbesar yang pernah mengenakan
seragam merah. Karena pengaruhnya yang besar dan sebagai bentuk
penghormatan, suporter bahkan memberi julukan pada klub yang diambil
dari namanya: Liddellpool.
Pemain sayap ini naik ke permukaan di tengah masa-masa kelam pada dekade 1950an ketika the Kop bersedih akibat masuk ke zona degradasi dan gagal meraih piala apapun. Sepanjang era kemandulan yang hampir tidak tercatat di dalam sejarah Liverpool, pemain asal Skotlandia ini memastikan bahwa ribuan pendukung klub tetap memadati Anfield dan turut serta menjaga klub ini berada di atas permukaan sepakbola Inggris.
Pemain sayap ini naik ke permukaan di tengah masa-masa kelam pada dekade 1950an ketika the Kop bersedih akibat masuk ke zona degradasi dan gagal meraih piala apapun. Sepanjang era kemandulan yang hampir tidak tercatat di dalam sejarah Liverpool, pemain asal Skotlandia ini memastikan bahwa ribuan pendukung klub tetap memadati Anfield dan turut serta menjaga klub ini berada di atas permukaan sepakbola Inggris.
Ian St John - Striker LFC, 1961-1971
Ian St John bertanggung jawab atas
satu-satunya momen terbaik di era Shankly. Adalah golnya di masa extra
time yang membawa klub meraih Piala FA untuk pertama kalinya tahun 1965
dengan perayaan oleh ratusan ribu pendukung yang tumpah ruah memadati
jalan kota Liverpool.
Bahkan sampai hari ini, setelah malam-malam Eropa yang luar biasa di Roma dan Istanbul, kemenangan pertama di Wembley itu masih dikenang sebagai salah satu momen terbaik LFC. Kontribusi St John bagi the Reds tidaklah hanya sebuah gol, pemain asal Skotlandia ini adalah figur penting dalam transformasi Liverpool FC dari tim Divisi Dua menjadi salah satu klub yang sangat ditakuti di Eropa.
Bahkan sampai hari ini, setelah malam-malam Eropa yang luar biasa di Roma dan Istanbul, kemenangan pertama di Wembley itu masih dikenang sebagai salah satu momen terbaik LFC. Kontribusi St John bagi the Reds tidaklah hanya sebuah gol, pemain asal Skotlandia ini adalah figur penting dalam transformasi Liverpool FC dari tim Divisi Dua menjadi salah satu klub yang sangat ditakuti di Eropa.
Rafael Benitez - Manajer LFC, 2004 - 2010
Ia adalah Mesias dari Spanyol, seorang
jenius dalam taktik, yang mengembalikan reputasi Liverpool sebagai salah
satu klub terbesar di Eropa, dan memimpin tim menuju salah satu
kemenangan terbaik LFC di dalam sejarah. Tahun pertama Benitez di
Inggris berakhir seperti dongeng, tahun yang berakhir dengan
pencapaiannya di Eropa yang sudah pasti menempatkannya di tempat terbaik
dalam sejarah Anfield.
Jika dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan oleh Bill Shankly dalam membangun Liverpool menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti, Benitez melakukan hal tersebut dalam waktu yang singkat, dan menghapus kekecewaan atas posisi lima di Liga Premier menjadi sebuah keberhasilan dengan meraih sukses di Eropa untuk kelima kalinya. Untuk merangkum legendanya hanya dalam enam menit mungkin akan mengecilkan seluruh kesuksesannya, tapi beberapa menit tersebutlah yang menjadi momen terpenting setelah paruh pertama di pertandingan hari Rabu, 25 Mei 2005. Yang pasti, suporter Liverpool tidak akan melupakan keajaiban di Istanbul.
Jika dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan oleh Bill Shankly dalam membangun Liverpool menjadi sebuah kekuatan yang ditakuti, Benitez melakukan hal tersebut dalam waktu yang singkat, dan menghapus kekecewaan atas posisi lima di Liga Premier menjadi sebuah keberhasilan dengan meraih sukses di Eropa untuk kelima kalinya. Untuk merangkum legendanya hanya dalam enam menit mungkin akan mengecilkan seluruh kesuksesannya, tapi beberapa menit tersebutlah yang menjadi momen terpenting setelah paruh pertama di pertandingan hari Rabu, 25 Mei 2005. Yang pasti, suporter Liverpool tidak akan melupakan keajaiban di Istanbul.
Roger Hunt - Striker LFC, 1958-1969
Sebagai satu-satunya pemain yang menerima
gelar kehormatan Ksatria dari Anfield, Roger Hunt adalah salah satu
figur yang paling populer yang pernah mengenakan seragam merah. Alasan
mengapa ia belum dianugerahi gelar 'Sir' oleh Ratu Inggris sangatlah
sulit dipahami, terutama ketika ia menjadi satu-satunya pemain the Reds
yang bertanding dan menjadi starter untuk Inggris ketika menjuarai Piala
Dunia tahun 1966.
Alasan mengapa Hunt akan selalu dikenang di Merseyside adalah karena
kesuksesannya di klub. Sebelum era Ian Rush, Hunt membukukan rekor
sebagai pencetak gol terbanyak, dan sampai hari ini tidak ada yang bisa
mencetak gol bagi Liverpool lebih banyak dari dirinya di Liga
sumber : http://indonesia.liverpoolfc.com/history/hall-of-fame
0 komentar:
Posting Komentar